Belum terlambat…
Aku hanyalah seorang anak baru di sekolah terkemuka di kota ku. Awalnya aku agak canggung karena tak mengenal siapapun di sini, tapi seiring waktu berjalan aku pun mempunyai beberapa teman baik dan aku mulai mengikuti estrakulikuler di sekolah ini yaitu Mading. Aku agak kaget karena hanya ada satu anak laki – laki yang mengikuti ekstrakulikuler ini. Dia seorang anak laki – laki di kelas 9, tapi dia sangat baik, dan humoris. Aku memang belum mengenal nya saat itu, tapi saat aku mengikuti Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), aku pun mengenalnya. Ternyata dia mantan ketua bidang 8 (bidang Kesenian dan Apresiasi Seni). Dan kali ini aku kaget lagi karna mulai tahun kemarin hanya dia saja yang berminat pada bidang ini. Aku pun mulai berkenalan dengan nya dan belajar banyak hal dari nya. Tapi karena sudah kelas 9, tahun ini dia harus berhenti dari OSIS dan berganti ke Majelis Permusyawaratan Kelas (MPK). Organisasi ini beranggotakan oleh murid kelas 9 yang telah berhenti dari OSIS.
Suatu Hari, seluruh anggota OSIS dan MPK di wajibkan untuk mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinaan (LDK) oleh kepala sekolah. Sebenarnya latihan ini dilakukan di luar sekolah, tapi karena anggaran yang terlalu besar, akhirnya latihan ini di lakukan di wilayah sekolah. Aku sangat senang karena dapat menginap di sekolah bersama teman – teman sesama anggota OSIS di sekolah. Aku dan teman – teman lainnya mendapat bermacam – macam penjelasan oleh guru – guru, dan tiba saat nya untuk bermain games. Ada 4 games yang dimainkan, dan anggota OSIS dibagi menjadi 8 kelompok sesuai dengan bidangnya. Karena anggota MPK sedikit mereka hanya membantu bidang yang kekurangan orang. Sampai saat nya bidang ku untuk bermain, Bidang 8 vs Bidang 7. Bidang 7 kekurangan satu orang untuk bermain game, lalu dia datang dan membantu bidang 7 yang sedang kekurangan orang. Kami bermain dengan senangnya, dia sangat baik, humoris, dan juga cakep. Aku mulai merasa ada sesuatu diantara aku dan dia. Tapi bagi ku hanyalah sebuah impian semata untuk berpacaran dengan seseorang seperti dia. Umurnya 3 tahun lebih tua dari aku meskipun dia agak pendek,tapi dia cakep, baik, humoris, juga pemberani.
Sore itu aku dan teman – teman ku berjalan mengelilingi sekolah. Saat itu aku memakai baju berwarna biru. Dari belakang ada seseorang yang berteriak memanggil – manggil. “Heh.! Baju biru, Baju biru..!” teriak seorang kakak kelas, seingat ku dia bendahara OSIS. Aku pun menoleh, “Ada apa kak.?” Tanya ku. “Eh, Dia minta no.hp mu..” katanya sambil menunjuk mantan ketua bidang 8 yang ku sukai itu. Di benak ku banyak terlintas pikiran tidak percaya sekaligus kaget, aku bertanya – tanya, mengapa dia meminta no.hp ku, bukan kah banyak orang yang lebih baik dari pada aku. Awalnya aku berniat memberikan no.hp ku padanya, tapi teman – teman ku melarang nya karena kata mereka aku harus jual mahal. Padahal tinggal 3 digit angka lagi, dan aku berhenti berbicara. Dan langsung pergi meninggalkan nya. Menjelang malam aku masih belum mengantuk dan terus mengobrol dengan teman – teman ku. Dan sekarang ketua bidang ku sendiri yang datang menghampiri ku dan menanyakan no.hp ku. Aku merasa ga enak kalo ga ku berikan, jadi akhirnya ku berikan no.hp ku. Dan dia memberikan ke mantan ketua bidang 8 itu. Esoknya kami berkumpul dan di berikan sertifikat. Kami pun pulang ke rumah masing – masing, tapi kisah ku ini belum berakhir.
Sore nya teman satu jemputan ku menembak ku, aku masih berpikir untuk menjawab pertanyaan itu, aku bilang padanya akn menjawab pertanyaan itu besok, tapi malamnya ada orang lain yang menembak ku, siapa lagi kalo bukan anggota MPK sekaligus mantan ketua bidang 8 itu. Aku sangat bimbang dan sekaligus senang, awalnya hanya impian semata tapi bisa menjadi kenyataan. Dan esok hari nya ku jawab semua pertanyaan itu dan akhirnya aku berpacaran dengan mantan ketua bidang 8 itu. Hari – hari yang sangat menyenangkan, sangking senang nya kadang – kadang aku gak bisa tidur karena terus – terusan mikirin dia tapi aku menyadari, kalo aku mempunyai satu kesalahan. Setiap kali dia memanggil ku, aku hanya menunduk karena masih malu – malu. Dia pun lama – kelamaan mulai jarang smsan dengan ku lagi. Dan akhirnya hubungan itu berakhir. Sangat di sayangkan tapi itulah kenyataan, sampai sekarang akhirnya aku merasa hidup ku penuh dengan penyesalan dan rasa bersalah padanya.
Dan hari – hari pun berlalu, ku putuskan beberapa hari sebelum kelulusan aku ingin menjelaskan semuanya padanya. Dan hari itu tiba, aku pun menyampaikan perasaan ku yang sesungguhnya dan menjelaskan semuanya dan dengan harapan agar dia mengerti. Pada hari itu juga dia menjawab dan ternyata dia masih mau memaafkan kesalahan ku dan membalas perasaan ku. Betapa senangnya hati ku. Esok hari nya aku masih sempat smsan dengan nya setelah sholat subuh. Setelah itu aku pun sarapan dan bersiap – siap untuk berangkat ke sekolah. Sampai di sekolah teman – teman ku memberi ucapan selamat karena aku kembali berpacaran dengan dirinya. Setelah pelajaran pertama di mulai aku pun mendengar pengumuman bahwa seorang murid di sekolah ku meninggal karena tabrakan saat mengendarai motor. Dan saat itu kupastikan namanya dan memang benar ternyata itu memang dia. Yang tewas dalam kecelakaan itu memang dia. Saat aku mengetahui bahwa itu dirinya, entah kenapa air mata ku menetes tanpa hentinya. Memang sudah terlambat dan terlalu terlambat, aku bertanya pada diri ku sendiri kenapa aku menyampaikan perasaan ku pada saat itu, kenapa tidak dari dulu. Betapa bodohnya aku.
1 minggu pun telah berlalu, aku masih sering menatap ke arah kelas nya dan berharap bisa melihat nya lagi untuk yang terakhir kalinya. Tapi semua memang sudah terlambat. Aku berusaha untuk melupakan nya tapi mengapa setiap aku berusaha melupakan nya air mata ku selalu menetes. Teman ku menghampiri ku dan berkata “ kalo memang dia berarti bagi mu lebih baik lupakan dia perlahan, tapi kamu harus tetap menyisakan kenangan indah antara kamu dan dirinya, karena orang yang sudah tiada hanya bisa hidup dalam ingatan orang lain. Dan ku harap kamu juga tidak boleh terus menangis seperti ini karena jika dia melihat mu sekarang, dia mungkin akan tambah sedih… J”
Mendengar kata – kata itu aku mulai termotivasi dan mulai melupakan nya perlahan – lahan. Dan akhirnya aku sekarang sudah tak begitu memikirkannya lagi. Tapi aku sering melihat kelasnya dan membayangkan apa yang terjadi jika dia masih hidup. Mungkin hidup ku akan lebih berwarna, ku tatap lagi kelas itu dan aku berkata “Selamat tinggal kak, tapi aku takkan pernah melupakan mu sepenuhnya, aku tak ingin terus membebani mu saat kau lihat aku menangis di sini, jadi sekarang aku harus tegar dan ga boleh jadi cewe cengeng kayak dulu lagi. J”. Setelah itu aku menjalani hidup ku seperti dulu lagi, menjalani hidup sperti saat aku belum mengenal nya. Mungkin sesekali aku menangis saat membaca ulang sms – sms dari nya., tapi aku bisa apa, aku tak bisa memutar ulang waktu. Yang bisa ku lakukan hanya berdoa agar dia bisa selalu tenang di sisi nya. J
3 tahun kemudian…
Sekarang aku sudah kelas 1 SMA dan aku telah melupakan dirinya, meskipun masih ada beberapa kenangan yang masih tertinggal di benak ku. Dan hari ini aku menjalani Masa Orientasi Siswa.(MOS.) Aku berkumpul di lapangan seperti yang lainnya, dan membawa papan nama ku. Ku lihat sekeliling ku dan seketika jantung ku berhenti berdetak, saat ku lihat dirinya masih hidup dan bertugas untuk mengerjai murid – murid yang mengikuti MOS. Seseorang yang ku sangka telah meninggal, ternyata masih hidup. Untuk memastikan itu aku melihat nama yang tertulis di baju seragamnya, dan memang benar itu memang dia. Timbul beberapa pertanyaan aneh di benak ku, Bagaimana cara dia selamat dari kecelakaan itu, kalo memang dia masih hidup, kenapa dia tidak menghubungi ku, mengapa aku tak pernah melihat dia di sekolah, dan mengapa pihak sekolah tidak memberi tau para murid kalo memang dia selamat. Tapi ku acuhkan pertanyaan – pertanyaan itu, dan langsung mendekatinya. “Ih sombong nya kak, udah lupa ya sama aku..?” tanya ku dengan sedikit tawa. “Kamu siapa, emang kita kenal de’..?” dia balik bertanya pada ku dengan muka serius. Baru ku sadari mungkin dia memang selamat dari kecelakaan itu tapi mungkin dia telah lupa ingatan.
Butir – butir air mata ku pun bergulir di lapangan, bagaimana aku tidak menangis, orang yang selama ini ku sayangi memang masih hidup tapi dia telah lupa ingatan, Sekarang mungkin dia telah lupa dengan ku dan kenangan indah saat aku bersamanya, ckckck.. aku masih berpikir bahwa seharus nya aku masih senang melihat dia hidup dan berada di samping ku sekarang. Untuk kedua kali aku bertanya pertanyaan yang sama “Betulan kakak ga ingat sama aku..?”. “Maaf de’ tapi kayaknya aku ga kenal sama ade’..” jawabnya sambil kebingungan. “Ohhh, gitu kak, maaf kalo udah ganggu kakak..” kata ku sambil menjauh darinya dengan menahan tangis ku. Aku melangkah pergi dan……
“Nad, jangan pergi..!!” Panggilnya sambil berteriak. Aku bergegas berlari pergi ke lapangan itu lagi, dan berharap kalo dia telah mengingat ku. “Nama mu Nadya Rahmanita ya, ni buku mu terjatuh..” katanya sambil memberikan buku ku yang terjatuh. Aku telah mengira bahwa dia kembali mengingat ku, ternyata khayalan ku terlalu tinggi, harusnya aku berpikir dulu, orang yang lupa ingatan takkan mudah mengingat seseorang dalam waktu sesingkat itu. Aku ingin menangis, kali ini aku ga bisa menahan tangis ini, saat itu aku menangis di depan nya. Tiba – tiba dia mengusap air mata ku dan berkata “Sudah, jangan menangis lagi, tdi kakak hanya bercanda koq, kakak masih ingat sama kamu, dan masih ingat tentang hubungan kita yang selama 3 tahun telah tergantung..”. Kata – kata itu yang membuat ku senang sekaligus kesal karena telah dikerjai oleh nya. “Jadi kakak masih ingat ma aku, dan pura – pura lupa, buat ngerjain aku,.?!” Tanyaku dengan nada kesal. “Maaf de’ aku tadi Cuma pura- pura lupa ingatan di depan kamu, karena hari ini tgl.01 April..!” katanya sambil tertawa. Aku baru sadar kalo hari ini aku di kerjai karena hari ini April Mop.
Ternyata dia masih mengingat ku dan menjelaskan semuanya. Ternyata sekolah salah memberi informasi dan yang meninggal itu bukan dia, melainkan seorang murid yang memiliki nama yang sama dengan nya. Dia memang mengalami kecelakaan saat itu tapi dia ga meninggal melainkan luka berat dan harus di rawat di rumah sakit selama 1 bulan. Setelah itu dia kembali melanjutkan sekolah, dan dia keluar tepat pada saat hari ujian. Pada saat hari ujian itu semua anak kelas 7 & 8 di liburkan dan setelah ujian usai, dia ga masuk sekolah lagi karena harus menjalani pengobatan intensif di rumah sakit. Dia ga pernah menghubungi ku karena aku ganti no.hp. “Jadi selama ini kamu belum meninggal.?” Tanya ku. “Ya belum lah, masa’ aku tega pergi dari dunia ini dan meninggalkan pacar sebaik kamu..hehehe.. J” candanya sambil tertawa. “Ada – ada aja, jadi hubungan kita gimana, berakhir ato tetap mau lanjut..” tanya ku dengan wajah serius. “Gimana ya,…lanjut ato mesti ku akhiri di sini..hmmm..” katanya sambil menunjukan ekspresi yang bimbang. Aku masih menunggu jawaban yang penting itu. Aku tak bisa menyembunyikan ekspresi wajah khawatir ku.
Dan akhirnya dia memutuskan untuk menjawabnya “Lanjut aja deh..!” katanya dengan ekspresi yang ceria. Kalimat yang keluar dari mulutnya itu sangat membuat ku bahagia, ternyata belum terlambat bagi ku untuk kembali padanya. Dan sekarang aku berjanji untuk tak mengulangi kesalahan yang sama untuk yang kedua kali nya. “Aku berharap hubungan kita ini, akan berlanjut sampai waktu yang memisahkan kita.” Kata ku dengan senangnya. Meskipun aku berpikir bahwa tak ada yang bisa memisahkan aku dan dia, waktu aja keliatannya ga tega tuh…hahaha.. J.
Setelah kejaian ini, aku pulang dan menulis di diary ku.. J
I hope my relationship with him never ending to forever and ever.
Ps : (Ini hanya sebuah cerita rekayasa.)
Penulis : Nadya Rahmanita. VII Rsbi 5
